Berencana memanglah suatu hal yang kecil, tapi memiliki arti yang besar suatu hari nanti. Itulah sebabnya semua action butuh perencanaan matang. Begitu juga untuk si buah hati. Gaya hidup yang berubah, kebutuhan pokok yang semakin tinggi hingga perubahan dan naik turunnya perekonomian dunia menjadi hal yang perlu kita perhatikan. Anak merupakan titipan Illahi, anugrah yang terindah untuk semua orang tua. Kewajiban menjaga dan membesarkannya sebaik-baiknya menjadi target yang harus kita penuhi. Ini tentu saja sesuai dengan kemampuan dari semua orang tua. Namun, apakah kemampuan orang tua menjadi batasan untuk perkembangan sang buah hati ? Itulah yah sering terjadi di banyak keluarga. Kemampuan yang dimiliki membatasi semuanya, hingga melalaikan pendidikan, perkembangan dan kebutuhan sang buah hati. Itu sebabnya kita membutuhkan perencanaan yang matang untuk anak kita sendiri. Dari kebiasaan masyarakat yang sering terabaikan salah satunya adalah rencana pendidikan.
Banyak sekali saudara-saudara kita yang putus sekolah, berhenti, keluar atau bahkan dikeluarkan dari sekolah karena kekurangan biaya. Padahal banyak dari mereka memiliki prestasi yang luar biasa. Itu pertanda bahwa masih banyak orang tua yang belum mempersiapkan segalanya untuk anak di masa depan. Ibarat seperti hanya mengikuti arus air kemanapun arah yang dituju. Perencanaan pendidikan sejak dini memang sangat penting, terutama bagi keluarga baru yang harus memenuhi segala keubutuhan hidup yang lain.
Dengan adanya perencaan kita bisa menentukan setinggi apa anak kita mendapatkan hak pendidikannya kelak. Sama halnya dalam sebuah acara, perencaan yang matang akan menentukan sukses tidaknya sebuah acara.
Pendidikan anak yang baik dan terarah akan menciptakan generasi yang baik pula. Di zaman sekarang ini lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Itu sebabnya penting untuk memilih dan merencakan dimana anak akan dibesarkan. Sering terjadi begitu mudahnya anak melakukan kejahatan, tawuran, dan bahkan melakukan tindakan yang diluar nalar. Hal ini terjadi karena faktor lingkungan yang mendukungnya melakukan hal tersebut. Pemilihan tempat pendidikan bagi anak dengan lingkungan yang baik juga merupakan salah satu perencanaan penting yang harus di tentukan oleh para orang tua. "Sebanyak 642 siswa setingkat SD hingga SMA dari keluarga tidak mampu di Kabupaten Ciamis terpaksa putus sekolah atau Drop Out (DO).
Hal itu terjadi karena tak mampu melanjutkan sekolah akibat himpitan ekonomi yang kian berat." dikutip dari lawupost.com. "Empat siswi pintar dari SMAN 2 Kota Payakumbuh, SMAN 1 Harau, dan SMAN 1 Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota, terancam tidak bisa mendaftar kuliah di Universitas Andalas dan Universitas Riau, gara-gara keterbatasan ekonomi. Siapa mau peduli?." Dikutip dari yayasanhajirasul.blogspot.co.id. Dari kutipan di atas jelas permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Terutama di wilayah pelosok yang masih jarang tersentuh oleh pemerintah. Ekonomi adalah faktor utama penyababnya. Pemerintah pun tidak berdiam diri melihat hal ini terjadi. Mencari solusi seperti yang dilakukan dengan Program Indonesia Pintar dengan kartu Indonesia Pintar menjadi sebuah pencerahan dari permasalahan ini. Melalui Kemendikbud dan Kemenag Kartu Indonesia Pintar mulai dibagikan kepada lebih dari 20 juta anak Indonesia dengan batasan usia antara 6 - 21 tahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Grafik Penurunan Tingkat Kemiskinanan Dari Data BPS Kemudian tampak dari tabel diatas pengentasan kemisikinan juga mulai digalakkan oleh pemerintah sejak tahun 2013 silam. Dari grafik di atas yang didapat dari hasil survei pada tahun 2013 silam memang tampak menurun. Meski kemisikinan mulai menurun dari data BPS dan www.tnp2k.go.id, namun untuk mencapai target sebesar 8 persen masih cukup jauh. Apalagi dengan goncangan perekonomian yang naik turun di masa sekarang. Tentunya peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan di sini. Ketika pemerintah sudah mulai mengeluarkan wacana yang positif sebaiknya orang tua juga ikut andil di dalamnya. Berusaha memenuhi syarat dan ketentuan jika memang membutuhkan menjadi perencanaan yang baik agar bisa ditanggulangi sebelum mendapatkan kesulitan nantinya. Karena kemiskinan tak satu-satunya yang menjadi alasan anak putus sekolah. Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan anak putus sekolah yang tentunya karena perencanaan pendidikan yang tidak sempurna seperti dari kajian Sukmadinata, diantaranya :
- Perhatian belajar dari orang tua yang kurang karena kesibukan orang tua sehingga prestasi belajar menurun sehingga mengakibatkan DO.
- Kegiatan bermain bersama teman yang berpengaruh terhadap waktu belajar dan aktifitas yang jauh lebih menarik ketimbang belajar.
- Perhatian terhadap pelajaran berkurang akibat memikirkan hal lain di luar pelajaran.
- Memiliki pemikiran bersekolah hanya sebagai cara menggugurkan kewajibannya sebagai seorang siswa.
- Kemisikinan yang tentunya berpengaruh dengan kepercayaan diri dan bersikap minder ketika memiliki kekurangan dibanding teman yang lain.
Jelas dari hal di atas memang ada banyak point yang bisa mempengaruhi masa depan anak terutama di bidang pendidikan. Kini sebagai orang tua hendaknya lebih siap mengahadapinya dengan membuat perencanaan yang matang. Kegiatan belajar dan bersosialisasi tentu bisa di perhatikan dan dipantau secara langsung oleh orang tua. Mengenai perekonomian hendaknya orang tua juga bisa lebih aktif mempersiapkan tanpa perlu menunggu bantuan dari pemerintah. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mempersiapkan pendidikan anak sejak dini diantaranya dengan meneegunakan jasa asuransi pendidikan untuk sang buah hati.
Baca
Juga Artikel Ini :
----------------------
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/umarsandi/pendidikan-anak-wajib-direncanakan_562180b36523bdac0f24051a
Posting Komentar